Memahami Secara Jernih Apa Itu Kebebasan Individu
Mengenai kebebasan individu Umar bin Khattab pernah
berkata: “mengapa kamu memperbudak manusia sementara mereka saat dilahirkan
ibunya dalam keadaan merdeka?” kata-kata itu dilontarkan terhadap orang-orang Arab zaman dulu ketika perbudakan masih merajalela.
Pertanyaannya, apa itu kebebasan individu, sampai dimana batas kebebasan individu tersebut, apakah setiap individu bisa melakukan hal apapun sebebas-bebasnya?
Pertanyaannya, apa itu kebebasan individu, sampai dimana batas kebebasan individu tersebut, apakah setiap individu bisa melakukan hal apapun sebebas-bebasnya?
Berkenaan dengan hal ini ada kaidah ushul fiqih yang menyebutkan bahwa“batas
kebebasan seseorang hanya dibatasi apabila ia melanggar kebebasan orang lain”
Jadi seseorang tidak boleh memutar musik terlalu keras -misalnya- walaupun ia bebas melakukan hal tersebut, karena ia melanggar kebebasan orang lain untuk tidak merasa terganggu.
Jadi seseorang tidak boleh memutar musik terlalu keras -misalnya- walaupun ia bebas melakukan hal tersebut, karena ia melanggar kebebasan orang lain untuk tidak merasa terganggu.
Pertanyaan lain muncul mengenai wawasan agama dan kebangsaan, apakah Islam
melanggar kebebasan orang lain? Kita lihat sejarah!
Nabi lahir lalu diutus
menjadi Rasul mendakwahkan apa itu Islam seraya mengajak masuk padanya, hanya
mengajak, bahwa Nabi mengatakan inilah agama yang benar, inilah jalan yang
dikehendaki Pencipta alam. Ini tidak mengganggu orang-orang Arab waktu itu,
hanya mengajak, kalau mau silahkan ikut, kalaupun tidak ya silahkan tetap pada
keyakinannya, sebagian orang-orang Arab waktu itu justru menyukai Islam, karena
Islam mengajak kehidupan yang lurus, mengoreksi sebagian kehidupan yang amoral kala itu; semisal menghapus perbudakan, upaya mengangkat derajat
perempuan, menyantuni dan memperhatikan janda tua serta perempuan dan anak-anak. Kata sebagian orang-orang Arab yang setuju dengan ajakan Nabi tersebut menyatakan bahwa ini
adalah ajaran yang sesuai dengan hati nurani kami, kami dengan sukarela ikut dan masuk pada agama yang diserukan Nabi.
Tapi orang-orang Arab yang
tidak suka pada dakwah Nabi waktu itu nyatanya menyerang kebebasan Nabi dalam
menyuarakan pendapat (kebenaran) maka akhirnya terjadilah peperangan. Islam
sama sekali tidak pernah memaksa, atau mengganggu kebebasan masyarakat waktu
itu. Itu terbukti juga dalam surat-surat yang dikirimkan nabi pada raja-raja “aslim
taslam”, masuk Islam maka aman. Sama sekali tidak pernah memaksa harus
masuk Islam, tapi akhirnya berbondong-bondonglah orang-orang masuk Islam secara
sukarela.
Kita lihat di indonesia, nusantara waktu sebelum
kedatangan para Wali mayoritas penduduknya masih memeluk agama Hindu-Budha. Para Wali mengajak kepada
kebenaran, orang-orang Nusantara justru suka, bahkan di sebagian wilayah Nusantara ada yang menjalankan ajaran-ajaran yang selaras dengan apa yang didakwahkan para Wali tersebut
Cuma belum dilabeli Islam, maka berduyun-duyunlah orang-orang Nusantara waktu
itu memeluk Islam dengan sukarela tanpa sekalipun ada pertumpahan darah.
Kesananya, Nusantara sebagai bekas
jajahan yang berpulau-pulau hendak disatukan lalu dibuatlah dasar negara Pancasila
yang disetujui berbagai kalangan demi terciptanya satu Indonesia, jadi Pancasila
adalah kehendak mempersatukan Nusantara tanpa ada paksaan.
Sekarang, kalau ada
yang hendak merubah paksa dasar negara itu melukai orang-orang Indonesia, dan
justru melanggar kebebasan orang lain; itulah yang dimaksud batas kebebasan, kebebasan yang melanggar kebebasan orang lain, dan toh hal itu masuk pada pengkhianatan terhadap negara, jadi kebebasan itu tidak boleh dilakukan.
Baca juga:
0 Response to "Memahami Secara Jernih Apa Itu Kebebasan Individu"
Post a Comment